Senin, 21 Oktober 2013

LIBURAN KE BLITAR

Liburanku di Blitar


             Sore itu aku sedang pulang sekolah, di depan rumah aku melihat ada motor budeku. Ternyata benar di ruang tamu sudah ada bude dan anaknya yang bernama mbak yuyun. Akupun segera memberi salam dan berjabat tangan. Budeku berkata kalau hari Sabtu depan aku diajak pergi ke Blitar untuk mengantar bude sekeluarga karena budhe dan pakdhe sudah tidak bekerja lagi di Surabaya karena pension, Akupun senang sekali karena sudah lama aku tidak pergi ke Blitar
             Hari yang kutunggu-tunggu tiba,Sabtu pagi itu aku,Ibu dan adikku bersiap-siap  untuk berangkat ke blitar. Kami naik kereta api bersama tetangga bude yang ikut mengantar ke Blitar. Tiket sudah dipesan seminggu yang lalu karena system untuk naik kereta api sekarang sudah berbeda dengan pemesanan tiket dulu sehingga para penumpang dapat menentukan jadwal keberangkatan atau kedantangan sendiri sesuai keinginan juga keuntungannya penumpang bisa dapat tempat duduk.
              Sesuai dengan tiket yang kami beli, aku dan rombongan berangkat dengan kereta api penataran gerbong dua. Karena belum pernah naik kereta api,kamipun bertanya-tanya pada petugas letak letak gerbong kami dan tempat duduknya. Ternyata benar kamipun bisa mendapatkan tempat duduk. Tepat pukul 07.30 WIB kereta berangkat. Di dalam kereta aku senang sekali karena ini pengalaman pertamaku untuk naik kereta api.
              Sepanjang perjalanan aku melihat pemandangan melalui jendela kereta.Dari sana aku bisa bisa melihat sawah,ladang dan rumah-rumah penduduk. Di dalam kereta banyak sekali para pedagang menawarkan barang daganganya,mulai dari jepit rambut,sisir,dompet,buku,dll. Makanan juga banyak dijual di kereta mulai dari permen,kacang-kacangan,sate kerang,tahu sumedang sampai nasi bungkus. Hampir semua dagangannya itu murah harganya di banding beli di luar kereta. Akupun membeli buku Granmar bahasa inggris yang harganya murah Rp. 5000,-. Aku ternyata dengan ayahku yang tidak ikut ke blitar karena harus bekerja ,Ayah ingin sekali membeli buku tentang pijat akupuntur tradisional dan kebetulan di kereta ada yang menjualnya, akupun membelikan buku itu untuk ayahku.
                Tak terasa perjalanan kami sudah sampai di Stasiun Kesamben pada pukul 12.00 WIB. Kamipun segera turun dari kereta .Di depan stasiun sudah ada mobil yang menjemput rombongan kami setiba di rumah bude alangkah kagetnya kami, karena disana sudah ada tamu dari Sidoarjo yang lebih dulu tiba. Padahal bude ikut rombongan kami yang baru datang. Kamipun segera bergegas menyiapkan makanan yang harus disuguhkan pada tamu. Aku membantu pakdhe menurunkan barang- barang dari mobil. Ibuku memasak di dapur untuk acara selamatkan dan tamu-tamu yang datang.
                Saat semua pada sibuk untuk pekerjaan masing-masing , aku yang saat itu sedang bermain di halaman depan merasakan ada getaran dari dalam tanah. Semua menjerit dan berkata ‘’Ada Lindu, ada lindu!’’. Ternyata getaran itu tadi adalah gempa kecil yang dalam bahasa Jawa disebut lindu.Ternyata disana sering terjadi Lindu karena letaknya di lereng bukit.
                Malam harinya aku tertidur pulas karena merasakan capek seharian sudah melakukan perjalanan pagi hari aku sudah bangun, udara disana dingin sekali berbeda sekali dengan udara  di Surabaya yang sangat panas. Setelah sholat subuh kami berame-rame pergi ke pasar desa Ngadri dengan berjalan kaki. Di pasar itu ada banyak penjual makanan tradisional yaitu Tiwul,blending,strawut ,jurawut dan dll yang harganya sangat murah kamipun berbelanja oleh-oleh dan makanan tradisional lainnya.
               Sepulang dari pasar aku bergegas pergi ke belakang rumah bude untuk melihat kambing-kambing peliharaan bude. Alangkah terkejutnya karena kulihat kambing yang sedang hamil sudah melahirkan. Tapi anak kambing yang baru lahir itu berukuran kecil sekali dan anak kambing yang baru lahir itu berukuran kecil sekali dan anak itu tidak bergerak. Kupanggil pakdhe untuk memeriksa anak kambing itu, ternyata anak kambing itu lahir prematur sehingga tubuhnya lemah dan kecil.Setelah diperiksa kambing itu trnyata sudah meninggal kata pakdhe penyebab kambing itu melahirkan lebih cepat dan waktunya karena pengaruh lindu kemarin sehingga kambingnya kaget dan melahirkan secara mendadak.Setelah itu pakdhe mengajakku untuk menguburkan anak kambing itu di belakang rumah. Aku segera mengambil cangkul dan membuat lubang untuk menguburkan anak kambing itu. Setelah lubangnya cukup dalam pakdhe memasukkan mayat anak kambing dan menguburnya dengan tanah.
               Setelah selesai mengubur anak kambing aku segera mandi.Setelah itu aku bermain layang-layang dengan anak-anak di desa itu. Permainan layang-layang kami sangat seru karena angin disana berhembus kencang dan tempatnya di lereng bukit, sehingga pemandangan seperti ini, karena yang kulihat di Surabaya sangat berbeda dengan pemandangan disini. Di Surabaya aku hanya melihat seretan mobil yang berjejeran di jalan raya ,udaranya sangat panas dan debu bertebaran dimana-mana sedangkan disini udara begitu sejuk ,angin sepoi-sepoi ,hamparan sawah hijau yang membentuk terasiring sungguh indah dipandang mata.
                 Puas bermain layang-layang aku diajak teman baruku yang bernama Wahyu pergi ke sungai. Tiba di sungai aku melihat kerbau-kerbau disana yang sedang dimandikan oleh pemiliknya. Wahyu mengajakku mandi di sungai karena hari sudah siang aku tidak ikut mandi bersama anak-anak, Akupun pulang ke rumah budhe.
                Setibanya di rumah budhe ibuku bilang bahwa nanti sore aku harus pulang ke Surabaya pukul tiga. Tapi ibu dan adikku tidak jadi pulang karena budhe masih membutuhkan bantuan ibu. Akhirnya akupun pulang ke Surabaya, Tanpa ibu dan adikku.
               Sore itu aku berangkat ke Surabaya naik kereta api lagi.ibu mengantarku ke stasiun ibu berpesan agar aku berhati-hati selama di kereta dan tidak tertidur saat hampir sampai ke stasiun wonokromo saat tiba aku berpamitan pada ibu dan ibu mencium keningku aku naik ke gerbong tiga dan mencari nomor tempat duduk sesuai tiketku aku duduk di bangku bertiga yang seharusnya aku tempati bersama ibu dan adikku sehingga tempat duduk itu aku pakai sendiri. Setba di stasiun kota lama Malang penumpang sangat ramai, Banyak yang berdiri. Karena tempat dudukku masih kosong,aku persilahkan seorang ibu yang berdiri untuk menduduki tempat duduk itu.
              Tak terasa kereta sudah melaju sampai di stasiun Kota Baru Malang, aku sudah mulai merasa ngantuk akupun tertidur pulas di kereta.Suara pengamen sunggguh mengagetkanku, sehingga aku terbangun. Kulihat jendela kereta dan ternyata aku sudah sampai di kota Bangil.Perutku sudah mulai keroncongan, aku menunggu penjual nasi bungkus yang lewat. Tak lama kemudian ada penjual nasi, akupun membelinya dengan lahap aku melahap nasi pecel itu sampai ludes. Sambil aku menunggu untuk tiba di stasiun Wonokromo.    
             Meskipun rasa kantuk menyerangku lagi aku berusaha agar tidak tertidur karaena sebentar lagi sudah tiba. Tepat pukul 19.10 WIB kereta sudah berhenti di stasiun Wonokromo. Aku segera turun dan menelpon ayah untuk menjemputku. Ternyata ayah sudah menungguku di stasiun karena ibuku lebih dulu menelponnya.
Dalam perjalanan pulang ayah bertanya padaku bagaimana cerita selama kami di Blitar. Akupun menceritakan semua pada ayah tentang pengalamanku mulai berangkat,selama disana,sampai kepulangan sendiriku. Aku senang sekali dengan pengalaman liburanku selama ini.Pengalaman ini tidak pernah akan kulupa.Ayah berkata bahwa jika liburan sekolah nanti aku boleh mengunjungi budhe dan pakdhe di Blitar lagi.Mendengar itu aku sangat senang sekali karena aku akan berpetualang ke Blitar lagi sendiri. Blitarrrrrrrrr…………..aku akan datang lagi…………

2 komentar: